Kala pemerintah berusaha mendorong peningkatan cakupan vaksinasi Covid-19, dosis dasar maupun booster, cerita data semrawut di lapangan terus terdengar.
Warga yang kebingungan karena dalam aplikasi PeduliLindungi dinyatakan sudah mendapatkan dosis vaksin yang tidak pernah diterimanya terjadi di banyak lokasi.
Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, tak terkejut saat diminta penjelasannya mengenai hal itu.
Menurut dia, berdasarkan data dari bagian Digital Transformation Office, ada 1.285 kasus pengaduan nomor induk kependudukan (NIK) sudah vaksinasi–padahal belum–hanya pada periode Juli 2022.
Salah satu penyebabnya adalah petugas salah input NIK.
“Kurang input satu angka pun bisa terjadi,” kata dia lewat aplikasi pesan pada Senin 8 Agustus 2022.
Itu sebabnya Syahril berpesan kepada semua masyakat yang datang untuk vaksinasi Covid-19 memastikan petugas menginput data yang benar.
Atau memastikan kontak petugas di kartu vaksin terisi.
Adapun terhadap 1.285 kasus NIK diklaim seluruhnya sudah langsung diberikan solusi kasus per kasus.
Syahril juga menjelaskan bahwa secara total pengaduan yang masuk ke WhatsApp resmi Kemenkes pada periode yang sama sebanyak 1.099.876 dari berbagai jenis kategori.
Kemenkes, kata Syahril, juga membuat laman faq.kemkes.go.id sebagai sarana informasi solusi mandiri sebelum melakukan pengaduan ke Kemenkes.
Selebihnya Syahril berpesan agar masyarakat waspada terkait data pribadi dan tidak mudah percaya kepada mereka yang mengaku dari Kementerian Kesehatan.
“Informasi dari kami jelas dari WhatsApp centang hijau 0811 10 500 567 dan Halo Kemenkes di 1 500 567,” kata Syahril.