Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan musim hujan pada tahun 2022/2023 akan datang lebih awal dibandingkan normalnya.
Musim hujan di Indonesia sudah akan terjadi sejak September ini, meski ada yang akan memulainya November nanti, bahkan Desember atau malah Januari 2023.
Adapun puncak musim hujan diprakirakan terjadi Desember nanti dan Januari tahun depan.
BMKG memperkirakan fenomena La Nina dari Samudera Pasifik akan terus melemah dan menuju netral tepat pada periode puncak musim hujan tersebut.
Sedangkan Indian Ocean Dipole negatif, fenomena dengan pengaruh yang sama seperti La Nina tapi terjadi dari Samudera Hindia, diprakirakan juga hanya akan bertahan hingga November saja.
Sebelum benar-benar menghilang, kombinasi dari kedua fenomena tersebut (La Nina dan IOD Negatif) diprakirakan akan berkontribusi pada meningkatnya curah hujan di Indonesia.
Meski begitu, secara umum, jika dibandingkan terhadap rata-rata klimatologis akumulasi curah hujan musim hujan (periode 1991-2020), kondisi musim hujan 2022/2023 diprakirakan normal.
Rinciannya, sebanyak 478 zona musim (ZOM) akan memiliki curah hujan yang sama dengan rerata klimatologisnya.
Kemudian, 185 ZOM akan mengalami kondisi hujan atas normal dan 36 yang akan mengalami hujan bawah normal.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkap semua itu dalam Konferensi Pers Prakiraan Musim Hujan 2022/2023 yang dilakukakan daring, Rabu, 31 Agustus 2022.
“Ini merupakan hasil dari analisis zona musim ter-update yang telah dilakukan BMKG untuk menjamin dan memastikan prakiraan musim penghujan di Indonesia menjadi lebih akurat dan tepat,” kata dia.
Dwikorita berharap prakiraan musim hujan 2022/2023 yang dikeluarkan BMKG itu dapat dimanfaatkan oleh seluruh kalangan di pusat maupun daerah sebagai pedoman perencanaan kegiatan di berbagai sektor.
Dia menyebut contoh penentuan awal musim tanam, termasuk antisipasi potensi kebencanaan.
“Untuk tetap mewaspadai wilayah-wilayah yang akan memasuki musim hujan lebih awal dibanding normalnya dan wilayah yang diprakirakan akan mengalami musim hujan lebih basah daripada normalnya,” katanya menjelaskan.
1.
Dari total 699 ZOM di Indonesia, sebanyak 114 atau 16,31 persen diprakirakan akan mengawali musim hujan September.
Meliputi sebagian Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
2.
Sebanyak 175 ZOM atau 25,03 persen akan memasuki musim hujan pada Oktober.
Meliputi sebagian Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
3.
Sebanyak 128 ZOM atau 18,31 persen baru akan memasuki musim hujan pada November.
Meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
4.
Sisanya, sebanyak 282 ZOM atau 40,35 persen memulai musim hujannya tersebar Juli- Agustus, bahkan Desember, serta Januari-Mei 2023.
5.
Total ada 325 ZOM atau 46,5 persen yang akan memasuki musim hujan lebih cepat daripada normalnya (rata-rata klimatologisnya).
6.
Dan, per keterangan diberikan BMKG pada Rabu 31 Agustus 2022, sudah ada 60 ZOM atau 8,6 persen yang sudah mengalami musim hujan.
Meliputi Riau bagian selatan, sebagian Sumatera Selatan, Bengkulu bagian selatan, Jawa Barat bagian selatan, Kalimantan Barat bagian selatan, Kalimantan Tengah bagian timur, Kalimantan Selatan bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian utara, Maluku Utara bagian utara, sebagian Maluku dan sebagian Papua Barat.
7.
Selain itu, BMKG mencatat, terdapat sebanyak 113 ZOM yang mengalami periode musim hujan sepanjang tahun ini.