Penyanyi anggota Kpop SHINee, Jonghyun ditemukan tewas bunuh diri keracunan racun karbon monoksida.
Jonghyun ditemukan tak sadarkan diri di sebuah apartemen di Cheongdam, Seoul, Korea Selatan.
Jonghyun meninggal karena bunuh diri akibat mengalami depresi.
Dia ditemukan tak sadarkan diri di tengah asap dari briket batubara dalam apartemen daerah Cheongdam-dong, Seoul, Korea Selatan pada Senin, 18 Desember 2017.
Jenazahnya dimakamkan pada Kamis, 21 Desember 2017 dan dihadiri oleh keluarga, artis dari S.M.
Entertainment serta para penggemar.
Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
Gas ini terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom oksigen.
Karbon monoksida dihasilkan melalui pembakaran tidak sempurna dari senyawa karbon, seperti gas, minyak, petrol, dan bahan bakar padat atau kayu.
Proses pembakaran ini kerap terjadi dalam mesin pembakaran dalam.
Memang gas yang memiliki rumus kimia CO ini hampir mirip dengan oksigen, tetapi karbon monoksida memiliki kandungan racun yang sangat berbahaya bagi kesehatan makhluk hidup.
Lantas, keadaan berbahaya seperti apa yang menyebabkan seseorang mempertaruhkan nyawanya sendiri? Mengutip dari healthline, karbon monoksida tidak menyebabkan iritasi, tetapi gas beracun ini sangat berbahaya bagi kesehatan.
Sebab, kadar karbon monoksida yang secara langsung menyerang kesehatan berada di angka 1.500 part per million (0,15 persen).
Ini sangat mengancam sistem pernapasan seseorang.
Pasalnya, seseorang yang menghirup kadar kandungan karbon monoksida 1.000 part per million (0,1 persen) selama beberapa menit saja dapat menyebabkan akibat yang fatal bagi sistem pernapasan, khususnya paru-paru.
Seseorang dapat dengan mudah menghirup karbon monoksida ini dalam kehidupan sehari-hari.
Asap yang dihasilkan dari pembakaran sampah saja mengandung gas karbon monoksida.
Akibatnya, ketika seseorang sedang membakar sampah atau melakukan proses pembakaran lainnya, perlu dilakukan di ruangan yang memiliki pertukaran udara cukup bagus.
Jika perputaran udara ketika melakukan proses pembakaran dilakukan di ruangan tertutup, karbon monoksida dalam tempat tersebut akan bertumpuk dan seseorang akan menghirup karbon monoksida lebih banyak daripada oksigen.
Mengutip dari Centers for Disease Control and Prevention, karbon monoksida yang terhirup akan mengganggu kinerja hemoglobin dalam darah.
Inilah bahaya lainnya yang dihasilkan dari gas beracun karbon monoksida terhadap kesehatan seseorang.
Peredaran darah seseorang dapat terganggu karena menghirup karbon monoksida terlalu banyak.
Hemoglobin sebagai penyusun darah merah memiliki fungsi sebagai pengangkut oksigen.
Dengan begitu, karbon monoksida yang masuk dalam tubuh seseorang sangat berbahaya karena bisa mengganggu sistem pertukaran dan peredaran oksigen.
Seseorang yang terlalu banyak secara terus-menerus menghirup karbon monoksida dapat menyebabkan ketidaksadaran.
Dengan hilangnya kesadaran, tubuh seseorang tersebut sudah terlalu banyak terpapar gas beracun ini.
Paparan karbon monoksida dapat memiliki risiko yang sangat berbahaya bagi beberapa kelompok-kelompok berikut, yaitu: 1.
Bayi yang belum lahir Sel darah janin (bayi yang belum lahir) mengambil karbon monoksida lebih mudah daripada sel darah dewasa.
Akibatnya, bayi yang belum lahir lebih rentan terhadap bahaya keracunan karbon monoksida.
2.
Anak-anak Anak-anak kecil menghirup napas lebih sering daripada orang dewasa yang mungkin membuat mereka lebih rentan terhadap keracunan karbon monoksida.
3.
Orang tua Orang tua yang menghirup karbon monoksida terlalu banyak akan lebih memungkinkan mengalami kerusakan otak.
4.
Seseorang yang memiliki penyakit jantung kronis dan anemia Seseorang dengan riwayat anemia dan masalah pernapasan juga lebih mungkin terserang paparan karbon monoksida dengan jumlah yang lebih banyak.
RACHEL FARAHDIBA R CATATAN: Bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri di Indonesia, bisa menghubungi: Yayasan Pulih (021) 78842580.